Minggu, 01 Desember 2013

Makalah Perkembangan Kemandirian Peserta Didik

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas bidang studi Perkembangan Peserta Didik oleh
Prof. Dr. Uman Suherman AS, M. Pd. dan Ahmad Rifqy Ash Shiddiqy, S.Pd.




Oleh:
Afelia Clara Sindi     1206622
Fakhrotun Nisa     1202557
Gesti Haeriah     1203106
Vanni Hadiani     1201973

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan keridhoan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Perkembangan Remaja dan Problematikanya ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu dan wawasan yang kami miliki. Namun, berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan dengan baik.
Kami menyadari kemampuan kami harus terus diasah agar dapat terus berkarya. Untuk itu, kami mengharapkan pembaca untuk sedianya memberikan kritik dan saran yang dapat membangun daya pikir agar makalah  ini menjadi lebih baik .
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semoga karya ini dapat membuktikan adanya peran dan fungsi mahasiswa bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Bandung, September 2012

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR    i
DAFTAR ISI    ii
BAB I
PENDAHULUAN
                    1.1 Latar Belakang    1
                    1.2 Rumusan Masalah    2
                    1.3 Tujuan dan Manfaat    2
 1.4 Metode    ……………………………………………………,,……….. 2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
                    2.1 Pengertian Kemandirian Peserta Didik    3
                    2.2 Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Peserta didik……………. 4 
                    2.3 Pentingnya Kemandirian Bagi Peserta Didik    5
                    2.4 Perkembangan Kemandirian dan Implikasinya bagi Pendidikan    6
                    2.5 Bentuk - Bentuk Kemandirian    6
                    2.6 Faktor - Faktor yang mempengaruhi kemandirian    7
                    2.7 Upaya Pengembangan Kemandirian………………………………….8
BAB III
ANALISIS
                    3.1  Analisis Teoritis    9
                    4.2  Analisis Praktis....................................................................................9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
                    4.1  Kesimpulan    10
                    4.2  Rekomendasi.....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA    12

JOB DESCRIPTION

No.    Nama    Tugas      
1.    Afelia Clara Sindi     1206622
Pecarian materi
Pengolahan materi
Pengeditan makalah
Inventarisir dan perbanyakan makalah      
2.    Fakhrotun Nisa     1202557 
Pencarian materi
Pengolahan materi
Pengeditan makalah 1
Pencetakan makalah      
3.    Gesti Haeriah      1203106 
Pencarian materi
Pengolahan materi
Pengeditan makalah 2
Pengorganisir jadwal kerja kelompok      
4.    Vanni Hadiani     1201973 
Pencarian materi
Pengolahan materi
Pengeditan makalah 1 & 2
Pengeditan PPT   


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang

Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Terutama bagi peserta didik yang memang dicetak sebagai penggerak bangsa masa depan. Jadi seorang peserta didik harus tertanam sikap kemandirian guna menjadi insane yang berguna bagi masyarakat dengan kemampuan sendiri.

Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu.

Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menngantungkan pada orang lain. Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik menemukan diri pada posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri. Menurut Steinberg (1993), kemandirian berbeda dengan tidak tergantung, karena tidak tergantung merupakan bagian untuk memperoleh kemandirian.

Walaupun pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang akan saling bergantung dan membutuhkan satu sama lain. Namun, manusia juga sebagai makhluk yang memiliki pemikiran harus bisa mengatur kehidupannya sendiri.

1.2    Rumusan Masalah

a.    Apa pengertiaan kemandirian?
b.    Apa saja tingkatan dan karakteristik kemandirian peserta didik ?
c.    Apa pentingnya kemandirian bagi peserta didik?
d.    Bagaimana perkembangan kemandirian peserta didik dan implikasinya bagi pendidikan?
e.    Bagaimana Bentuk-bentuk kemandirian?
f.    Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian?
g.    Apa saja Upaya pengembangan Kemandirian?

1.3    Tujuan dan Manfaat

a.    Untuk mengetahui pengertian kemandirian
b.    Untuk memahami tingkatan dan karakteristik kemandirian peserta didik
c.    Untuk mengatahui seberapa pentingnya kemandirian peserta didik
d.    Untuk mengatahui bgaiman perkembangan kemandirian peserta didik
e.    Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk kemandirian
f.    Untuk mengetahui faktor-faktor yag mempengaruhi perkembangan peserta didik
g.    Untuk mengetahui apa saja upaya pengembangan kemandirian peserta didik

1.4    Metode

    Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode literature, yaitu metode yang menggunakan sumber-sumber referensi sebagai acuan dalam membahas dan menganalisis perihal karakteristik perkembangan kemandirian peserta didik serta implikasinya dalam pendidikan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1    Pengertian Kemandirian Peserta Didik

Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri itu sendiri.

Menurut Chaplin (2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk memilih  menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Erikson (dalam Monks,dkk,1989), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kea rah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemapuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, dan lain lain. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengadung pengertian :
a.    Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri
b.    Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
c.    Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
d.    Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya


2.2    Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Peserta Didik

Sebagai suatu dimensi psikologi yang kompleks, kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut. Menurut Lovinger (dalam Sunaryo Kartadinata,1988), mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya, yaitu:
a.    Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. Tingkatan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-  Peduli terhadap control dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.
-   Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistic.
-       Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu ( stereotype).
-      Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games.
-       Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkunganya.
b.      Tingkat kedua, adalah konformistik. Ciri-cirinya adalah :
-       Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan social.
-      Cenderung berfikir stereotype dan klise.
-       Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal.
-      Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
-       Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi.
-       Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal.
-      Takut tiadak diterima kelompok.
-      Tidak sensitif terhadap keindividualan.
-        Merasa berdosa jika melanggar aturan.
c.    Tingkatan ketiga, adalah tingkat sadar diri. Ciri-cirinya adalah:
-       Mampu berfikir alternatif.
-     Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.
-       Memikirkan cara hidup.
-      Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
-      Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah.
d.     Tingkat keempat, adalah tingkat saksama (conscientious). Ciri-ciri nya adalah :
-      Bertindak atas dasar nilai-nilai internal.
-     Sadar akan tanggung jawab.
-     Mampu melakukan kritik dan penilaian diri.
-     Memiliki tujuan jangka panjang.
-   Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analisis.

2.3    Pentingnya Kemandirian bagi Peserta Didik

Pentingnya kemandirian dari peserta didik ini dipengaruhi juga dengan semakin kompleksnya kehidupan yang tentunya juga berpengaruh pada perkembangan peserta didik. Pengaruh buruk sudah banyak sekali masuk dan membawa dampak buruk bagi peserta didik, seperti tawuran, seks bebas, narkoba, alkohol, dan lain-lain. Selain perilaku menyimpang tadi, dewasa ini kerusakan moral pun terjadi seperti budaya mencontek, kurang peka terhadap lingkungan, ketergantungan dan sebagainya. Ini semua tentunya patut menjadi perhatian dunia. Dan solusi yang tepat adalah menanamkan sikap kemandirian pada diri peserta didik. Dengan kemandirian, peserta didik belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai denga keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Jika kemandirian sudah tertanam di setiap diri para peserta didik tentunya akan berimplikasi pada pendidikan. Mereka sebagai subjek pendidikan dan mempunyai sikap kemandirian tentunya akan membawa dampak baik bagi masa depan pendidikan. Maka dari itu, kemandirian peserta didik sangat penting untuk ditanamkan.

2.4    Perkembangan Kemandirian Peserta Didik dan Implikasinya bagi Pendidikan

Kemandirian peserta didik adalah bakat kecakapan yang dimiliki peserta didik, ini sangat berkaitan dengan pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan di sekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta didik, diantaranya :
a.    Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis
b.    Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
c.    Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan , mendorong rasa ingin tahu mereka.
d.    Peneriman positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.
e.    Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.

        Dengan semua itu, maka akan terbentuk pribadi peserta didik yang mandiri. Yang juga implikasi untuk keadaan dunia pendidikan yang akan semakin berkembang.

2.5    Bentuk-Bentuk Kemandirian

    Robert H avighurst (1972) membedakan kemandirian atas empat bentuk kemandirian yaitu:
a.    Aspek Emosi, aspek ini ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk dirinya mengatur emosinya sendiri.
b.    Aspek Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk mengatur dan mengelola kebutuhan dirinya sendiri secara ekonomis.
c.    Aspek Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
d.    Aspek Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung kepada orang lain.
Semantara itu , Steiberg  (1993) membedakan karakteristik kemadirian atas tiga bentuk, yaitu :
a.    Kemandirian emosional
b.    Kemandirian tingkah laku ( behavioral autonomy ) .
c.    Kemandirian nilai (value autonomy )
Lengkapnya Steinberg menulis :
The first emotional autonomy-that aspec of independence related to changes in the individual’s close relationship,especially with parent. The second behavioral autonomy-the capacity to make independent decisionis and follow trough with them. The third characterization involves and aspec of independence referred to us value autonomy-wich is more than simply being able to resist preassures to go along with the demands of other, its means having a set a principles about right and wrong, about what is important and what is not.
Kutipan di atas menunjukan karakteristik dari ketiga aspek kemandirian, yaitu  :
a.    Kemandirian emosional yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu,
b.    Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab.
c.    Kemandirian nilai, yakni kemandirian memaknai suatu hal tentang benar dan salah, tentang yang penting dan apa yang tidak penting.

2.6     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

a.    Proses belajar mengajar yang demokratis,yang memungkinkan anak merasa dihargai.
b.    Dorongan untuk anak agar dia dapat mengambil keputusan sendiri dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
c.    Kebebasan anak untuk dapat mengeksplorasi lingkungan mereka agar dapat mendorong rasa ingin tahu mereka.
d.    Tidak adanya diskriminasi antara anak dalam perlakuannya.
e.    Hubungan harmonis antara anak dan orangtua.
f.    Adanya motivasi yang kuat dari diri anak itu sendiri.

2.7    Upaya Pengembangan Kemandirian

Sesuai dengan fase perkembangannya, upaya pengembangan remaja dapat dilakukan melalui:
a.    Menciptakan proses belajar mengajar yang demokratis sehingga anak merasa dihargai.
b.    Menciptakan komunikasi yang saling terbuka antar anggota keluarga.
c.    Membebaskan anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar agar meningkatkan rasa keingintahuannya.
d.    Menimbulkan komunikasi yang hangat antar anak maupun orangtua.
e.    Adanya kepercayaan kepada anak untuk melakukan apapun yang ia mau,tapi dalam pengawasan orang dewasa.
f.    Menerima segala sesuatu yang ada pada diri anak dari kelebihan dan kekurangannya.

BAB III
ANALISIS
3.1 Analisis Teoritis
Kemandirian merupakan suatu sikap, dan sikap merupakan suatu yang dipelajari, sikap yang dalam bahasa Inggris disebut Attitude ini oleh Dr. Gerungan diyatakan sebagai berikut: “Sebagai sikap dan kesedian bereaksi terhadap suatu hal”. Artinya bahwa kita tidak dilahirkan dengan dilengkapi sikap-sikap, tetapi sikap-sikap itu tumbuh bersama-sama dengan pengalaman yang kita peroleh.
Sedangkan pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan gambaran saja, pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi   manusia dan berkenaan dengan objek tertentu.
Charles schaeffer mengistilahkan sikap mandiri dengan berdiri diatas kaki sendiri atau otonom, yang didefinisikan sebagai: “Keinginan untuk menguasai dalam mengendalikan tindakan-tindakan    sendiri dan bebas dari pengendalin dari luar. Tujuannya ialah untuk    menjadi seorang manusia yang ngatur diri sendiri. Seorang manusia yang berdiri diatas kaki sendiri mengambil inisiatif, mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan melakukan hal-hal untuk dan oleh dirinya sendiri.”
Sementara itu Dr. Zakiyah Darajat yang mengemukakan mandiri dengan istilah berdiri sendiri, memberikan definisi sebagai berikut : Berdiri sendiri yaitu kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya tanpa minta tolong  kepada orang lain, juga mengukur kemampuan untuk mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk pada orang lain,biasanya anak yang dapat berdiri sendiri lebih mampu memikul tanggung jawab dan pada umumnya mempunai emosi yang stabil.
3.2 Analisis Praktis

Mandiri adalah tidak ketergantungan dengan orang lain dan mampu melakukan hal yang bisa dilakukan sendiri dengan baik tanpa membebani atau tergantung dengan orang lain. Kemandirian itu tidaklah terjadi dengan begitu saja, namun sikap ini tertanam pada seorang anak secara bertahap seirama dengan perkembangan dan lingkungannya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1    Kesimpulan

1.    Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas dan juga merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
2.    Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian.
3.    Pengaruh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol, perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarahkan pada tindak kriminal.
4.    Karakteristik kemadirian atas tiga bentuk, yaitu :
a) kemandirian emosional
b) kemandirian tingkah laku
c) kemandirian nilai .
5.     Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian :
a)    Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis yang kemungkinan anak merasa dihargai.
b)    Mendorong anak untuk berpatisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
c)    Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan,mendorong rasa ingin tahu mereka.

4.2    Rekomendasi

1.    Diperuntukan bagi para pendidik kemandirian, seperti orang tua, guru, dan lain-lain, direkomendasikan untuk:
a.    Menciptakan proses belajar mengajar yang demokratis.
b.    Menciptakan komunikasi yang saling terbuka dan hangat.
c.    Membebaskan anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar.
d.    Memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan apapun yang ia mau, tapi tetap dalam pengawasan.
e.    Menerima segala sesuatu yang ada pada diri anak dari kelebihan dan kekurangannya.
2.    Sementara bagi anak atau siswa kemandirian dapat dicapai dengan beberapa rekomendasi, yaitu:
a.    Mengatur emosinya sendiri.
b.    Mengatur dan mengelola kebutuhan dirinya sendiri secara ekonomis.
c.    Mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
d.    Mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung kepada orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2009. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Baharuddin. 2009. Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena. Jogjakarta: Ar-
        Ruzz Media.
Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
file:///E:/My Documents/KEMANDIRIAN/Kuliah PAI Yuk...! PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK.htm
<file:///E:/My Documents/KEMANDIRIAN/Nasrulloh Julia Makalah Kemandirian dan Penyesuaian peserta Didik.htm>
file:///E:/My Documents/KEMANDIRIAN/Tetap bersinar  Makalah Psikologi perkembangan tentang KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK.htm
Hildayani, Rini dkk. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://jmarwita.blogspot.com/2011/11/pengertian-mandiri.html
Sugandhi, M. Nani & Syamsu Yusuf L. N. 2012. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar