Minggu, 01 Desember 2013

Makalah Perkembangan Bahasa Peserta Didik

MAKALAH
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
yang dibimbing oleh :
1. Prof. Dr. Uman Suherman M. Pd
2. Bapak Ahmad Rifqy Ash Shiddiqy S.Pd

Oleh :
Atep Rian N. (1201756)
Atika Rifda (1204300)
Isna Yaumil F. (1201739)
Surayya Alfin S. (1203104)


PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa shalawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar Muhammada SAW karena atas perjuangannya lah kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah perkembangan peserta didik yang dibimbing oleh Prof. Dr. Uman Suherman M.Pd dan Bapak Ahmad Rifqy Ash Shiddiqy.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu demi kelancaran tugas ini. Makalah yang kami buat tentu jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah-makalah yang akan dibuat kedepannya
Tak banyak yang dapat kami sampaikan dalam kesempatan kali ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah yang kami buat dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi siapa saja umumnya.
Wa’alaikumussalam warah matullahi wa barokatuh


Bandung, 19 September 2012

Tim Penyusun





BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Permasalahan

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.

Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.

B.    Rumusan dan Pertanyaan

Rumusan Masalah

1.    Bagaimana upaya kita dalam pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan?

Pertanyaan-pertanyaan:

1.    Apa pengertian dari perkembangan bahasa?
2.    Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
3.    Bagaimana pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir?
4.    Apa perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa?
5.    Apa upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kemampuan bahasa pada remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan?


C.         Tujuan dan Manfaat Pembahasan

Tujuan dari makalah ini adalah :
-    Memahami pengertian perkembangan bahasa
-    Memahami karakteristik perkembangan bahasa pada remaja
-    Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
-    Memahami akan pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir
-    Memahami akan perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa
-    Memahami upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Manfaat dari makalah ini dapat memahami pengertian dari karakteristik perkembangan bahasa serta implikasinya dalam pendidikan.

D.    Metode Pembahasan

Metode yang digunakan untuk membahas masalah dalam makalah adalah studi literatur, yaitu dengan mencari sumber-sumber dari buku, jurnal, dan internet.

BAB II TINJAUAN TEORETIS
Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian bahasa :
1.    Bahasa (language) merupakan sebarang bentuk komunikasi diantara orang-orang, baik yang bersifat verbal atau pun gerak isyarat dan sikap, penggunaan lambang-lambang dalam komunikasi (kamus umum  psikologi).

2.    Bahasa merupakan alat sosialisasi dan merupakan dasar perkembangan intelegensi (Prof. Dr. Utami Munandar, 1995:153)

3.    Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pikiran, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik wajah (Syamsu Yusuf, 2004:118)


4.     Penggunaan Bahasa pada Remaja Menurut Erikson
 Disamping merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif,
 munculnya penggunaan bahasa gaul juga merupakan ciri dari
 perkembangan psikososial remaja. Menurut Erikson (1968),
 remajamemasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity 
 versus role confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah
 pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai
 individu unik yang memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia
 anak-anak maupun dewasa. Penggunaan bahasa gaul ini merupakan
 bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas independensi
 mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak.

5.    Perkembangan Bahasa Menurut Vygotsky
Menurut Vygotsky, bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah. Dalam tahap praoperasional, ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk menyelesaikan masalah, mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah. Sebaliknya, begitu menginjak tahap operasional konkret, percakapan batiniah tidak terdengar lagi.

BAB III ANALISIS
I.    Analisis Teoritis

a. Pengertian Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan cara  belajar bahasa awal. Bayi bersuara, ‘mm  mmm’, ibunya tersenyum mengulang menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi ‘maem-maem’. Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi  perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.

b. Karakteristik Perkembangan Bahasa  Remaja

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa  itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga  masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata  sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik  yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1.     Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.

2.    Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa  dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan kelompok sosial lainnya.

3.     Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

4.    Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan  anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.

5.     Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya  untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

d. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan  persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa

e. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa

Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar  makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa  mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan  bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan  yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.


f. Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan

Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa  lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun dirumah.

II.    Analisis Praktis

Di bagian ini, kami akan memberikan suatu contoh yang didalamnya terdapat materi yang kami bahas pada makalah ini.

Ilustrasi:
Diceritakan ada seorang anak remaja yang tinggal di keluarga yang kaya raya. Anak itu selalu dimanja dan dididik untuk menjadi seorang yang mempunyai wibawa oleh orangtuanya. Sampai-sampai dalam cara berbahasanya, dia harus terlihat berwibawa bagaikan anak seorang raja. Remaja ini tentu berbeda dengan remaja seusianya, arena dia merasa bahasa yang diucapkan terlalu formal atau tidak sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh teman-teman yang lainnya. Dia pun merasa ingin seperti halnya teman-teman yang lainnya tapi orangtuanya tidak ingin anaknya berbahasa seperti halnya remaja yang menggunakan bahasa yang kurang sopan dan tidak mendidik. Akhirnya dia mencoba untuk belajar berbahasa seperti teman-temannya Hari demi hari, dia terus menggunakan bahasa yang digunakan teman-temannya, sampai suatu  saat dia berbicara dengan orangtuanya tapi dia tidak menyadari bahasa yang dia gunakan itu bukan bahasa yang telah diajarkan oleh orang tuannya. Akhirnya orangtuanya heran dan memarahinya karena dia tidak mengikuti apa  yang telah diajarkan kepadanya.

Ada orang tua yang mengajarkan anaka-anak mereka untuk berbahasa dengan menggunakan bahasa inggris. Karena mereka menginginkan anak mereka untuk bisa bertahan dalam proses globalisasi. Tetapi meraka tidak mengajarkan anaka-anak mereka untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, sehingga mereka terlihat memiliki perbedaan yang sangat signifikan antara keluarga tesebut dengan lingkungannya.

Dalam kasus yang pertama, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan bahasa itu dipengaruhi oleh status ekonomi keluarga dan lingkungan. Karena dia terlahir di keluarga yang mempunyai status ekonomi yang tinggi, maka keluarganyapun mengajarkannya suatu tatanan bahasa yang formal yang sesuai dengan status keluarga tersebut. Tetapi, karena anak itu bersekolah dan bersosialisasi dengan remaja yang seumurannya maka bahasa teman-temannya itu terasa asing baginya. Akhirnya remaja itu pun merasa malu karena bahasa yang dia gunakan terlalu formal. Sedangkan teman-temannya menggunakan bahasa gaul. Otomatis remaja itu tidak ingin dikatakan aneh dan dia mencoba untuk berbahasa seperti halnya teman-temannya. Jadi di dalam perkembangan bahasa seorang remaja itu sangatlah diengaruhi oleh lingkungannya walaupun dia di didik dengan keras untuk menggunakan bahasa yang formal.

Dalam kasus yang kedua, boleh-boleh saja kita mengajarkan bahasa inggris pada anak kita, tetapi kita juga harus mengajarkan anak kita untuk bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar kita. Kita juga mengajarkan kepada anak-anak kita bahasa dan budaya yang ada dilingkungan kita.


BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.    Kesimpulan
Bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar terutama pergaulan, jika pergaulan remaja dalam lingkup yang baik maka ia akan menggunakan bahasa yang baik pula dan begitu pula sebaliknya. Dan semakin bertambahnya umur maka bahasa yang dimiliki akan semakin berkembang, semakin dewasa seseorang maka pemilihan kata pun akan semakin ilmiah. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: usia anak, kondisi keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari segi kesehatannya. Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Artinya kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Dalam upaya mengembangkan perkembangan bahasa remaja dalam konteks pendidikan, kita harus memberikan suatu pengajaran yang baik dan Dalam penggunaan model pengekspresian ini kita harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam hal itu, sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun dirumah.

B.    Rekomendasi
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi melalui tulisan merupakan salah satu cara untuk megerkspresikan apa yang dirasakan oleh seseorang, maka sebaiknya remaja dilatih untuk membuat tulisan atau karangan pengalaman hidupnya, atau biografinya sendiri.
   
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Penerbit 
           ALFABETA.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda
L. N., Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
            Jakarta:Rajawali Pers
Sumatri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik.
           Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Sunarto, H. dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta:Rineka Cipta
http://speechclinic.wordpress.com/2010/04/24/milestones-normal-perkembangan- bicara-dan-bahasa-pada-anak/
http://suluhpendidikan.blogspot.com/2008/12/perkembangan-bahasa-remaja.html
http://valmband.multiply.com/journal/item/11
www.MasBied.com

Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar