Rabu, 14 November 2012

Perkembangan Sosio-Emosional Peserta Didik

A. Pengertian Sosio-Emosional
Yusuf (2007:122) menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerjasama.
Fanken (1993) dalam Baihaqi dkk (2005:105) menjelaskan bahwa emosi merupakan hasil informasi antara faktor subjektif (proses kognitif), faktor lingkungan (hasil belajar) dan faktor biologi (proses hormonal).
Departement of Health, Education and Welfare USA (1969) dalam Schloss (1984:3) dalam Deplhie (2005:33) menyebutkan faktor sosioemosional yang menyebabkan anak sulit menyesuaikan diri meliputi: perasaan takut, perasaan ketidakpuasan disebabkan orang lain, agresi, dan sikap negatif terhadap suatu kemenangan.

Giblin(1981) keseimbangan pada teori perkembangan emosional Giblin berdasarkan pada perbedaan antara perasaan dan emosi. Giblin percaya bahwa ada lima tahapan dalam perkembangan emosi:
1)      Dari 0 sampai 8 bulan ada ketidakseimbangan dari sensorik respons atau sensasi yang intens ; penyesuaian refleksif mengikuti, ekspresi mewakili kesenangan /ketidaksenangan dan istirahat / ketegangan.
2)      Dari 9 sampai 12 bulan ada juga mengembangkan ketidakseimbangan yang dibawa oleh ada atau tidak adanya orang lain. Kesetimbangan dicapai oleh interaksi, dan di respon oleh tanggapan yang lebih terorganisir.
3)      Dari 2 sampai 6 tahun, ketidakseimbangan disebabkan secara langsung dan tidak langsung oleh rangsangan dan kesetimbangan kembali melalui keterampilan representasional dan keterampilan emosional.
4)      Dari 7 sampai 12 tahun, ketidakseimbangan datang melalui persepsi langsung dan
perbandingan sosial, dan respons emosional melibatkan pola perilaku karakteristik.
5)      Setelah 13 tahun, ketidakseimbangan datang melalui perbandingan internal, dan emosi mulai berkontribusi pada konsep menstabilkan diri.
Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.Dalam pembahasan sosio-emosional ini lebih ditekankan dalam sosio-emosional pada remaja.

B. Pengertian Remaja
Tahapan remaja merupakan tahap perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual). Menurut Konopka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal 12-15 tahun; (b) remaja madya 15-18 tahun; (c) remaja akhir 19-22 tahun.
Periode remaja ini dipandang sebagai masa frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun, dan perasaan teralineasi (tersishkan) dari kehidupan sosial orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
Masa remaja adalah puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi.Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya. Pada remaja berkembang “sosial cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Pemahaman ini, mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka (terutama teman sebaya).
Pada masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, atau keinginan orang lain.


C. Masalah Remaja
Masa remaja adalah masa untuk mencari identitas diri.Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan berbagai permasalahan pada remaja.
1.    Keterkaitan hidup dalam kelompok kecil yamg tidak terbimbing sehingga mudah menimbulkan konflik dan kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian, prostitusi, pencurian dan bentuk-bentuk perilaku anti sosial lainnya.
2.    Melakukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara sengaja yang justru bertentangan dengan norma masyarakat maupun agama.


D. Implikasinya dalam Pendidikan
Dalam proses belajar, kita tidak menyangkal bahwa peran intelegensi berpengaruh terhadap prestasi pembelajaran. Namun, yang muncul saat ini tingkat keberhasilan seseorang dalam pendidikan sangat difokuskan untuk diukur secara kuantitas intelegensi yaitu dengan pengukuran Intelligence Quotient (IQ), peran IQ diasumsikan sebagai hal utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan.
Akan tetapi, perlu disadari bahwa IQ hanyalah merupakan pengukuran secara kuantitas mengenai tingkat intelegensi yang dapat diukur dan bersifat konkret dan konvergen. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali. Oleh karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pelajar (peserta didik).


Pendapat Saya:
Perkembangan sosioemosional peserta didik termasuk suatu pembahasan yang sangat penting karena dengan mengetahui perkembangan sosio-emosional peserta didik, para pendidik (guru) dapat mengambil suatu sikap untuk menghadapi pesrta didik dengan berbagai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda.
Agar seorang peserta didik dapat memiliki kecerdasan emosi dengan baik haruslah dibentuk sejak usia dini, karena pada saat itu amat sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan manusia selanjutnya. Sebab pada usia ini dasar-dasar kepribadian anak telah terbentuk.
Oleh karena itu, keterlibatan emosi dan keterlibatan pelajar dalam lingkungan sosialnya sangat penting dalam segala aktivitas, apalagi jika kita dapat mengelola emosi itu dengan tepat dalam lingkungan sosial atau dengan kata lain cerdas dalam menggunakan emosi. Kecerdasan emosi dan mampu berinteraksi dalam lingkungan sosial ini akan sangat berperan terhadap keberhasilan seseorang dalam segala aspek kehidupan.


REFERENSI
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Rosda
Yusuf, Syamsu L.N. dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
http://nasya-atmadiharja.blogspot.com
http://newijayanto.blogspot.com
http://psikology09b.blogspot.com

Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar