Kamis, 12 Maret 2015

Teknik-teknik Dasar Pemahaman Individu dalam Bimbingan dan Konseling

RESUME
TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Dr. Hj. Euis Farida, M.Pd dan Teten Karina, S.Pd




Disusun Oleh :
                            Nama       :    Muhammad Asyam Farrosi
                            NIM         :    1202445
                            Prodi        :    Pendidikan Kimia / B



Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
2015


A. Pengertian Pemahaman Individu

Pemahaman individu adalah merupakan awal dari kegiatan bimbingan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap iondividu, sangat sulit bagi Guru Pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan pribadi.
Pemahaman individu oleh Aiken (1997:454) diartikan sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating scale, check list, inventories, projective techniques, and tests”. Pengertian tersebut diartikan bahwa pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala penilaian, daftar cek, inventori, teknik projektif, dan beberapa jenis tes.
Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari seorang individu dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1.             Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan pribadi.
2.             Kondisi jasmaniah dan kesehatan.
3.             Kapasitas (intelegensi) dan kecakapan.
4.             Sikap dan minat.
5.             Watak dan temperamen.
6.             Cita-cita sekolah dan pekerjaan
7.             Aktivitas sosial.
8.             Hobi dan pengisian waktu luang.
9.             Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki.
10.         Latar belakang keluarga siswa.

B. Data Pemahaman Individu

Pemahaman individu siswa dapat dilakukan melalui beberapa sumber, yaitu:
1.    Sumber pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi ataupun teknik pengukuran.
2.    Sumber kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan sebagainya.
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
1.    Kelengkapan data
Data yang dikumpulan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu:
a.       data potensi dan data kekuatan atau kecakapan-kecakapan yang dimilikinya,
b.      aspek intelektual, sosial, emosional, fisik dan motorik,
c.       kebutuhan,
d.      tantangan ancaman dan masalah yang dihadapi,
e.       karakteristik permanen ataupun temporer.
2.    Relevansi data
Data yang dihimpun hendaknya data yang sesuai atau relevan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
3.    Keakuratan data
Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan teknik pengumpulan data. Empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data ini, yaitu:
a.       Validitas data
b.      Validitas instrumen
c.       Proses pengumpulan data yang benar
d.      Analisis data yang tepat
4.    Efisiensi penyimpanan data
Data yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi. Sekarang data tersebut disimpan secara elektronik dalam komputer (soft file/CD) sehingga tidak memerlukan tempat yang banyak dan ruang data yang luas.
5.    Efektivitas penggunaan data
Data yang tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling
Macam-macam data
1.    Kecakapan
a.    Kecakapan potensial (potensial ability) diperoleh secara heriditer (pembawaan kelahirannya)
1)   Abilitas dasar umum (general inteligence) atau kecerdasan.
2)   Abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat, aptitudes).
b.    Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga. Misalnya prestasi belajar, keterampilan, kreativitas.
2.    Kepribadian
a.    Fisik dan kebebasan
b.    Psikis
c.    Kegiatan : ekstrakulikuler
d.   Keunggulan-keunggulan dalam bidang : akademik, keagamaan, olah raga, kesenian, keterampilan, sosial, dll
e.    Pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih
f.     Latar belakang
g.    Agama dan moral
h.    Lingkungan masyarakat

C. Teknik-Teknik Pemahaman Individu

Adapun teknik-teknik pemahaman individu dapat dikelompokan menjadi teknik tes dan non tes. Teknik tes bisa membuat sendiri dan bisa pula mohon bantuaan dari ahli lain yang kompeten untuk itu.
1.    Teknik Tes
a.    Tes Kecerdasan
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berperilaku yang jelas tujuannya, berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif.
Tingkat kecerdasan(IQ) dengan klasifikasinya:
1)   Superior atau genius adalah murid yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan dengan kemudahan dibandingkan dengan murid yang lainnya
2)   Normal adalah murid yang rata-rata atau pada umumnya
3)   Sub-normal atau mentally deffective atau mentally retarded adalah murid yang bertindak jauh lebih lambat dari kecepatannya, dan jauh lebih banyak ketidaktepatannya dan kesulitannya, dibandingkan dengan murid yang lain.
Dibedakan lebih lanjut kedalam kategori murid-murid;
a)    Debil (moron) yang masih mendekati murid normal yang berusia sekitar 9-190 tahun.
b)   Imbecil mendekati murid normal sekitar usia 5-6 tahun.
c)    Idiot mendekati murid normal berusia dibawah 4 tahun.

b.    Tes Bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial yang bersifat khusus murid. Ada dua jenis bakat, yaitubakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Bakat sekolah berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran. Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung keberhasilan dalam pekerjaan.
Untuk mengetahui bakat murid, telah dikembangkan beberapa macam tes, seperti:
1)   Rekonik. Tes ini mengukur kemampuan fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2)   Tes bakat musik.
3)   Tes bakat artistik.
4)   Tes bakat klerikal (perkantoran).
5)   Tes bakat yang multifaktor. Tes bakat mengukur berbagai kemampuan khusus.
c.    Tes Prestasi Belajar (Achievement Tests)
Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Penggunaan teknik tes khususnya tes prestasi belajar bagi guru MI / SD bertujuan untuk:
1)   Menilai kemampuan belajar murid.
2)   Memberikan bimbingan belajar kepada murid.
3)   Mengecek kemajuan belajar murid.
4)   Memahami kesulitan-kesulitan belajar murid.
5)   Memperbaiki teknik mengajar guru.
6)   Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru.
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasilpembelajaran atau kemajuan belajar murid. Tes ini meliputi:
1)   Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan murid, dalam mata pelajaran yang diajarkan.
2)   Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3)   Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan sehari-hari.
2.    Teknik Non-tes
a.    Observasi (pengamatan)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)   Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
2)   Direncanakan secara sistematis.
3)   Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4)   Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
1)   Observasi sehari-hari (daily observation).
2)   Observasii sistematis (systematic observation).
3)   Observasi partisipatif (participative observation).
4)   Observasi non-partisipasif (non participative observation).
b.    Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang minta informasi).
Kelebihan dan kekurangan wawancara
Kelebihan wawancara:
1)   Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid secara mendalam
2)   Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3)   Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi
4)   Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
Kelemahannya:
1)   Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktusacara singkat
2)   Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak
3)   Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.
Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu:
1)   Wawancara pengumpulan data (informational interview)
2)   Wawancara konseling (counseling interview)
3)   Wawancara disiplin (diciplinary interview)
4)   Wawancara penempatan (placement interview).
c. Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan.
Beberapa petunjuk untuk menyusun angket :
1)   Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap
2)   Sususnan kalimat sederhana tapi jelas
3)   Hindarkan kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan responder.
d. Catatan Anekdot
Catatan anekdot, yaitu catatan otentik hasil observasi. Dengan mempergunakan catatan anekdot, guru dapat:
1)   Memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan murid
2)   Memperoleh pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku murid
3)   Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kbutuhan murid.
Catatan anekdot yang baik dimiliki syarat sebagai berikut :
1)   Objektif, yaitu cacatan yang dibuat secara rinci tentang perilaku murid
2)   Deskriftif, yaitu catatan yang menggambarkan diri murid secara lengkap tentang suatu peristiwa mengenai murid
3)   Selektif, yaitu dipilih suatu situasi yang dicatat.
e. Otobiografi (Riwayat atau Karangan) dan Catatan Harian
Karangan pribadi ini merupakan ungkapan pribadi murid tentang pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarga, dsb. Yang  Penggunaan otobiografi mempunyai bebrapa kelemahan. Pertama, seringkali murid hanya menuliskan peristiwa-peristiwa yang berarti bagi murid tapi belum tentu berarti untuk guru dalam kepentingan layanan bimbingan dan konseling. Kedua, peristiwa-peristiwa lama seringkali banyak yang terlupakan. Ketiga, ada kecenderungan murid membuang hal-hal yang kurang sesuai dengan harapan murid dan menggantinya dengan halyang sesuai. Keempat, seringkali murid tidak mau memberikan otobiografinya untuk dibaca oleh orang lain.
Karangan pribadi ni dalam pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
1)   Terstruktur yaitu karangan pribadi  disusun berdasarkan  tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya
2)   Tidak terstruktur yaitu murid diminta untuk membuat karangan pribadi secara bebas.
f. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial (saling penerimaan atau penolakan) di antara murid dalam suatu kelas, kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dll. Melalui teknik ini guru dapat mengetahui tentang:
1)   Murid yang populer
2)   Yang terisolir
3)   Klik(kelompok kecil dengan anggota 2-3 orang murid).
Sosiometri dapat digunakan untuk :
1)   Memperbaiki hubungan insani
2)   Menentukan kelomppok belajar/kerja
3)   Meneliti kemampuan memimpin seorang individu (murid) dala kelompok.
g. Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh dan mendalam serta menggungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari berbagai pihak.
Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :
1)   Menentukan murid yang bermasalah
2)   Memperoleh data
3)   Menganalisis data
4)   Memberikan layanan bantuan.
h. Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan suatu pertemuan di antara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan seorang atau bebrapa murid yang mempunyai masalah.
Unsur-unsur yang dapat turut berpartisipasi dalam konferensi kasus dapat terdiri atas, konselor, guru-guru yang mengenal benar murid yang menjadi kasus, kepala sekolah, psikolog, dokter, petugas perpustakaan, orang tua siswa atau personel lain yang mengenal dekat dengan murid.


DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L. R. (1997). Psychological testing and assessment. (edition). Tokyo: Allin and Bacon.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (1998). Layanan Konseling Perorangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (1998). Layanan Bimbingan Kelompok dan Layanan Konseling Kelompok. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004). Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sukardi, D. Ketut. (1983). Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Surya, H. M. (1998). Buku Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Universitas Terbuka.

Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar