Kalau mendengar istilah valuta asing mungkin banyak diantara kita yang membayangkan hal itu seperti bertransaksi membeli atau menjual dollar di sebuah money-changer, hanya saja ini melalui internet!
Padahal keadaannya jauh berbeda. Jika kita bertransaksi di money changer terjadi pertukaran uang secara fisik antara money-changer dengan konsumennya. Dengan kata lain terdapat proses ‘delivery’ dan tidak dimungkinkan adanya ‘leverage’.
Ini berbeda dengan trading forex online, dalam transaksi forex di internet, transaksi yang terjadi tidak pernah terwujud dalam bentuk fisik karena transaksi tersebut nantinya akan ditutup dengan transaksi yang berlawanan untuk mengambil keuntungan.
Misalkan seseorang melakukan transaksi pembelian 1 lot EUR/USD, orang tersebut tidak pernah menerima 100.000 Euro dalam bentuk fisik dan juga tidak pernah menyerahkan pembayaran dalam bentuk USD.
Dalam hal ini yang dilakukan Cuma membuat ‘kontrak’ beli EUR/USD sebanyak 1 lot. Kontrak tersebut nantinya akan dilikuidasi lagi setelah harganya naik dan profit yang diharapkan tercapai.
Itu kalau nilai EUR/USD naik… akan tetapi bagaimana kalau ternyata EUR/USD justru turun dan nilai ‘kontrak’ itu menjadi berkurang?
Disinilah dibutuhkan yang namanya ‘margin’, yaitu semacam uang jaminan yang diberikan kepada broker untuk mengkompensasi nilai kontrak apabila terjadi kerugian.
Margin ini nilainya jauh dibawah nilai kontrak. Ada broker forex yang mensyaratkan nilai margin hanya 1% (atau 100:1) dari nilai kontrak, ada yang lebih kecil. Ini dikenal dengan istilah ‘leverage’.
Dengan leverage 100:1 kita bisa melakukan transaksi senilai $100,000 dengan hanya menggunakan account sebesar $1000 saja. Jika disebutkan leverage 200:1 maka untuk transaksi 1 lot ($100,000) hanya dibutuhkan margin sebesar $500 saja.
source : Forex itu mudah pdf file
Tidak ada komentar:
Posting Komentar