1. Congklak
Siapa yang tidak mengenal permainan congklak? Sejak kecil kita sering memainkan salah satu jenis permainan ini, entah dari mana asalnya kita belajar begitu saja dari kakak atau teman sebaya yang kebetulan telah mengetahui lebih dulu. Sampai saat ini pun masih banyak yang memainkannya meskipun seorang anak teman saya yang berusia 6 tahun baru mengenalnya kemarin saat bertandang ke rumah kami. Tetapi permainan ini begitu mudah diajarkan sehingga setiap orang, baik dewasa ataupun anak-anak pasti keranjingan. Ini adalah salah satu permainan favorit anak saya dan telah berjasa banyak mengajarkan banyak hal yang luar biasa sejak ia berusia 3 tahun.
Alat permainan; Permainan congklak dimainkan dengan menggunakan landasan lonjong dimana terletak deretan berlubang. Lubang masing-masing sedalam 2 cm dan berdiameter sekitar 6 cm berbaris berpasangan. Jumlah lubang biasanya 5-9 pasang ditambah masing-masing 1 buah disisi ujung barisnya, dua lubang terakhir biasanya lebih besar dan lebar sebagai lumbung/indung.
Jadi jumlah lubang antara 12 sampai 20 buah. Permainan biasanya menggunakan kuwuk (sejenis kerang laut), biji-bijian, atau batu kerikil, kita sebut saja biji congklak. Jumlah biji tergantung jumlah pasangan lubangnya. Jadi bila menggunakan lubang 5 pasang, maka tiap luang diisi lima butir, demikian juga bila menggunakan lubang 7 pasang, maka tiap lubang diisi 7 butir. Jadi jumlah biji yang digunaka adalah jumlah lubang pasangan kali dua kali jumlah masing-masing butir (contoh ; 5 x 2 x 5 = 50 butir).
Aturan permainan:
1. Permainan dilakukan oleh dua orang, masing-masing saling berhadapan dengan papan congklak di antara mereka.
2. Setiap lubang berpasangan diisi biji congklak sesuai dengan jumlah pasangan congklaknya.
3. permainan dimulai bersama-sama sampai salah satu pemain kehabisan biji congklak di tangannya. Kemudian permainan dilakukan secara bergiliran sampai seluruh biji congklak habis..
4. Permainan congklak dilakukan dengan mengambil salah satu isi di lubang congklak kemudian sesuai arah jarum jam membagi masing-masing satu biji congklak yang berada di tangan pada setiap lubang yang dilewati termasuk lubang induk, setiap biji habis maka pemain langsung mengambil isi dilubang terakhir termasuk biji terakhir tersebut dan membagikannya kembali. Demikian terus menerus sampai pemain menemukan lubang yang kosong dan ia berhenti. Dengan demikian giliran bermain pindah pada lawannya.
5. Bila salah satu pemain berhenti pada lubang yang pasangan didepannya terdapat sejumlah biji congklak, maka semua biji congklak yang ada di lubang pasangannya tersebut boleh dimilikinya dan masuk ke lubang induknya. Hal ini sering disebut nembak.
6. Setiap pemain hanya mengisi lubang induknya sendiri. Pemain yang pada akhir permainan memiliki jumlah biji conglak yang lebih banyak adalah pemenangnya. Tetapi itu hanya sementara, karena permainan bila di ulang terus menerus sampai salah satu pemain benar-benar kehabisan biji congklaknya dan bangkrut.
7. Bila permainan dilanjutkan dan salah satu pemain tidak mampu mengisi semua lubang congklaknya ia disebut pecong. Tetapi permainan dimulai dari orang yang terakhir main dengan biji congklaknya pada permainan sebelumnya.
8. Bila salah satu pemain sudah sangat berkurang biji congklaknya, isi setiap lubang congklak juga dapat dikurangi berdasarkan kesepakatan, misalnya hanya 3 butir pada setiap lubang meskipun menggunakan congklak 5 pasang.
9. Pemainan congklak juga bisa dihentikan meskipun belum ada pemain yang benar-benar bangkrut.
10. Permainan congklak sering menghabiskan waktu tanpa terasa dan biasanya berhenti karena benar-benar bosan. Benar-benar keranjingan.
Manfaat:
Secara umum bermain dan permainan pada anak memiliki manfaat sebagai berikut
· Keceriaan dan kesenangan
· Keterampilan baru dalam bentuk perkembangan fisik, motorik kasar dan motorik halus.
· Sosialisasi (perkembangan sosial)
· Mengenal aturan
· Keberhasilan dalam mengikuti permainan membuat anak semakin percaya diri
· Membantu perkembangan berpikir (berhitung dan membaca), antara lain mengenal konsep besar dan kecil, panjang, pendek, dll. Mengenal peran, merangsang imajinasi dan fantasi dan memperluas wawasan.
· Perkembangan emosi dengan mengekspresikan perasaan, membantu mengatasi emosi yang negative dan melatih emosi.
2. Petak Umpet
Petak umpet atau dalam bahasa Inggris Hide and Seek adalah salah satu permainan tradisional anak-anak yang sudah sangat terkenal. Selain di Indonesia permainan ini juga sangat digemari oleh anak-anak diluar negeri. Untuk memainkan permainan ini, kita membutuhkan banyak orang minimal 4 atau 5 orang. Permainan ini sangat populer dibanding permainan tradisional yang lain karena permainan ini sangat mengasikan dan juga banyak manfaatnya.
Cara bermain Petak Umpet :
Pertama kita harus menentukan seseorang yang kalah dan bertugas untuk mencari pemain lain yang mengumpet, biasanya pemilihan yang kalah dilakukan dengan “Hompimpa”. Setelah dipilih seseorang yang jaga, maka kita menentukan tempat yang digunakan sebagai "benteng". Benteng ini bisa berupa tembok atau pohon. Setelah itu, yang kalah harus menghitung sampe angka yang ditentukan sambil menutup matanya menghadap benteng. Saat yang kalah menghitung, pemain lain harus cepat-cepat bersembunyi ditempat yang aman dan tidak mudah dilihat.
Setelah hitungan selesai, yang kalah harus menceri semua pemain lain yang bersembunyi sampai ketemu. Bila telah menemukan seseorang yang bersembunyi, yang kalah harus cepat-cepat berlari dan menepuk “benteng” sambil menyebut nama pemain yang telah ketauan tersebut dan jangan sampai pemain yang bersembunyi menepuk “benteng” itu lebih dulu. Menyebut nama ini sangat penting karena jika lupa menyebut nama pemain saat menepuk “benteng” maka pemain yang kalah harus mengulang menghitung dan membiarkan pemain lain bersembunyi lagi.
Setelah semuanya sudah ditemukan, maka yang kalah kembali menutup mata menghadap “benteng” dan pemain lain berdiri berbaris dibelakang pemain yang menutup mata. Sang pencari atau yang kalah bertugas untuk menyebut salah satu nomor secara acak. Pemain yang berada diurutan nomor tersebut adalah pemain yang harus menjadi pencari. Namun jika pemain yang berada diurutan nomer itu merupakan pemain yang lebih dulu menepuk benteng saat ketahuan tempat persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah dan permainan pun dilanjutkan kembali.
Nah, manfaat yang kita dapat dari permainan peta umpet ini adalah sebagai berikut :
. Pintar berhitung karena permainan ini mengharuskan yang kalah untuk menghitung.
2. Olah raga dan menghilangkan kemungkinan obesitas bagi anak. Saat pencari menemukan tempat persembunyian pemain lain, maka pencari dan pemain itu harus berlomba untuk sampai ke benteng. Untuk mencapai benteng, kedua pemain ini akan berlari dan berlari inilah yang membuat anak berolah raga.
3. Mengasah ketelitian dan kepekaan. Manfaat ini sangat dirasakan oleh pencari maupun yang bersembunyi.
Untuk pencari = ia bisa mengasah ketelitiannya dan kepekaannya dalam mengamati gerak gerik pemain lain dan juga tempat-tempat yang di jadikan tempat persembunyian. Yang dilakukan pencari seperti halnya berburu.
Untuk yang bersembunyi = ia akan lebih meneliti apakah tempat sembunyinya itu bagus dan aman. Selain itu, dia juga harus belajar membaca situsi di sekitar benteng dan mengamati gerak gerik pemain. Disamping itu, ia harus belajar untuk lihai dalam bersembunyi.
4. Melatih kesabaran. Mungkin manfaat ini sangat dirasakan oleh pencari karena ia harus sabar untuk menemukan semua pemain. Selain itu, jika sang pencari harus kembali kalah maka dia harus membutuhkan kesabaran untuk mengulang menghitung, dan mencari pemain lain.
5. Melatih ingatan. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa jika telah menemukan pemain yang bersembunyi, pencari tidak boleh lupa untuk menyebut nama pemain itu sebelum menepuk benteng agar tidak kembali menjadi pemain yang kalah. Oleh karena itu, sang pencari harus bisa mengingat nama dan mengingat untuk menyebutkan nama agar tidak kalah lagi.
Sangat disayangkan permainan-permainan tradisional anak seperti petak umpet ini sudah sangat jarang dimainkan dan sudah mulai tergerus dengan permainan-permainan modern yang membuat anak malas. Sudah seharusnya permainan tradisional ini ditingkatkan dan dilestarikan karena permainan tradisional sangat banyak manfaat dan juga sangat mengasikan untuk dimainkan bersama teman-teman.
3. Permainan Kelereng
Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak dan dikoleksi untuk tujuan nostalgia atau karena warnanya yang estetik. Permainan kelereng ini efektif dimainkan oleh anak – anak sekolah dasar umur 7 tahun.
Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa neker. Di Sunda kaleci. Palembang ekar. Banjar kleker. Ternyata, kelereng juga punya sejarah. Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.
Ada lagi sejarah kelereng yang lebih tua yang terdapat di peradaban Mesir kuno pada tahun 300 SM. Kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa. Pada masa Rowami, permainan Kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.
Salah satu cara bermain kelereng yang lebih populer adalah mengambar lingkaran kecil di tanah. Semua pemain menaruh sebiji kelereng dalam lingkaran. Lalu masing-masing pemain menaruh kelereng sampai di luar lingkaran. Pemain yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran berhak main dulu. Dia harus mencoba memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai “Striker” untuk memukul kelereng dalam lingkaran sampai keluar lingkaran. Kalau dia berhasil melakukan ini dia berhak untuk menyimpannya. Kelereng “Striker” ini juga harus tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak, pemilik akan kehilangan kelereng ini. Jika pemain berhasil mengeluarkan sebiji kelereng lawannya dari lingkaran, dia bisa meneruskan pemainnya dan mengeluarkan kelereng “Striker” lawan yang lain. Kalau dia berhasil memukul “Striker” lawan, dia berhak untuk mengambil kelereng itu dan lawannya tidak dapat bermain lagi. Tapi kalau dia tidak berhasil, dia kalah dan pemain berikutnya bisa mulai bermain. Sebaiknya melakukan permainan kelereng itu di tanah yang agak berpasir.
Manfaat yang di dapat anak dari bermain kelereng adalah :
1. Mengatur Emosi (Relaks)
Bermain kelereng sangat menyenangkan bagi anak. Kesenangan inilah yang memunculkan unsur relaks yang membantu anak keluar sebentar dari rutinitasnya sehari-hari untuk "me-recharge" kembali baterai energinya. Bila energinya sudah kembali penuh, tentu baik sebagai persiapan menghadapi hal-hal yang serius, seperti belajar.
2. Melatih Kemampuan Motorik
Kegiatan-kegiatan dalam permainan ini, seperti melempar dan menyentil kelereng, dapat melatih keterampilan motorik halus dan kasar di usia sekolah. Makin baik kemampuan motorik, koordinasi visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin mahir untuk menembakkan kelereng-kelerengnya.
3. Melatih Kemampuan Berfikir (kognitif)
Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang dalam permainan ini. Misalnya, jika ia ingin memenangkan permainan maka harus memecahkan masalah dan menggunakan strategi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
4. Kemampuan Berkompetensi
Keberhasilan anak menjalani suatu teknik yang lantas memperoleh tanggapan dari para lawan nya merupakan hadiah tersendiri bagi anak. Adanya perasaan bersaing di usia sekolah sangat penting untuk membentuk perasaan harga diri.
5. Kemampuan Sosial ( Menjalin Pertemanan)
Yang paling penting dari kegiatan bermain adalah bagaimana anak mampu menjalin pertemanan dengan kawan mainnya. Jangan lupa, hubungan pertemanan akan memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari konteks sosial yang lebih luas. Misal, ia jadi belajar bekerja sama, belajar mengatasi konflik ketika terjadi pertengkaran pada saat bermain dengan temannya, serta belajar mengomunikasikan keinginan dan pikirannya.
6. Bersikap Jujur
Anak juga punya kesempatan mengembangkan karakter dan kepribadian yang positif ketika bermain, seperti pentingnya kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada nilai-nilai yang benar merupakan landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain di masa yang akan datang.
4. Gatrik
Pernah dengar gatrik atau Tak Kadal?.Permainan ini adalah permainan tradisional Indonesia yang populer di jamannya dan sekarang mulai tergerus oleh mainan-mainan modern.
Permainan dimulai dengan membuat dua kelompok. Lalu seperti pada umumnya permainan tradisional, yakni suit, atau melemparkan kayu Gatrik pendek ke wok. Siapa yang masuk atau paling dekat deket dengan wok main dulu, sementara kelompok yang lain menjadi penjaga. Wok adalah lubang tanah buatan yang dibentuk untuk menjalankan permainan ini. Pada permainan Gatrik, wok berbentuk garis pendek sekitar 5-10cm. Wok juga dapat digantikan dengan menyusun batu sandaran gatrik pendek (seperti di gambar).
Adat tiga babak permainan. Pertama adalah menyilangkan gatrik pendek di atas wok dan siap dilempar dengan gatrik panjang. Tugas lawan adalah menjaga lemparan gatrik pendek, sebisa mungkin untuk ditangkap agar dia bisa bermain gatrik. Jika tidak bisa menangkap, masih ada satu kesempatan lagi dengan melemparkan gatrik pendek ke gatrik panjang. Bila kena, kelompok penjaga ganti memainkan gatrik.
Bila masih kalah, maka masuk babak kedua. Gatrik panjang dan pendek dipegang oleh pemain gatrik, dan gatrik pendek dipukul keras-keras dengan gatrik panjang. Gatrik pendek akan terlempar dan penjaga bersiap menangkap. Bila tertangkap, ia mendapat nilai yang telah disepakati dan mempunyai peluag untuk bermain gatrik. Bila tidak, ia melemparkan gatrik pendek sebisa mungkin mendekati wok, agar pemain gatrik tidak mempunyai jarak per-gatrik pendek untuk mendapatkan nilai.
Babak terakhir adalah apa yang disebut gepok lele, yakni menaruh gatrik pendek sejajar dengan wok, dipukul bagian ujung hingga terlempar naik, lalu segera dipukul lebih keras lagi ke depan. Penjaga tetap bertugas menangkap gatrik pendek. Bila tidak tertangkap, pemain gatrik tinggal menghitung jarak pukulan yang dihasilkan antara gatrik pendek dengan wok. Jarak yang diukur dengan gatrik pendek itu menjadi nilai pemain yang menentukan kemenangannya bermain gatrik.
Permainan ini pun sangat banyak manfaatnya selain mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan linkungannya permainan ini juga mengajarkan anak berhitung dan berjiwa besar (ketika menerima kekalahan).
5. Pepletokan
Permainan ini menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatannya dan siapa pun bisa membuatnya dengan mudah. Pletokan dibuat dari bambu, panjang sekitar 30 cm dengan diameter 1/2 sampai 1 cm. Bambu dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi dua. Untuk penyodok, bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10 cm. Potongan bambu yang lain, ujungnya ditambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit membentuk kerucut supaya suaranya lebih nyaring. Peluru dibuat dari kertas yang dibasahkan, kembang, atau pentil jambu air. Peluru dimasukkan ke lubang laras sampai padat lalu disodok.
Cara bermainnya pun sangat mudah pertama peluru dimasukkan dengan batang penolak sampai ke ujung laras. Peluru kedua dimasukkan dan ditolak dengan batang penolak. Peluru kedua ini mempunyai dobel fungsi. Fungsi pertama sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan ditembakkan. Fungsi kedua menjadi peluru yang disiapkan untuk ditembakkan berikutnya. Tembakan ini akan menimbulkan bunyi pletok dan peluru terlontar bisa sampai 5 meter dan relatif lurus. Permainan ini sering dimainkan untuk perang-perangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar