Minggu, 01 Desember 2013

Makalah Konsep dan Tugas Perkembangan Peserta Didik

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Konsep dan Tugas Perkembangan Peserta Didik
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013



Oleh:
Kelompok 3
Kelas : Pendidikan kimia 2012-B
Anggota :
·    Ahmad Musyafa’ Ali        (1206797)
·    Cintia Pebri Mayadi        (1200397)
·    Hilma Fauzia Ulfa        (1206090)
·    Saefulloh            (1203108)


PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS  PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga tugas penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik semester ganjil. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Rifqy Asy Shiddiqy selaku dosen mata kuliah  Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

                        Bandung,    September 2012
                               Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang masalah
   
Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya setiap individu harus dapat menuntaskannya.  Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.
Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan yang sempurna, permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika mereka menginjak usia remaja, pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih luas yang selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang sangat serius. Permasalahan bagi peserta didik usia remaja timbul baik dari intern ataupun ekstern yang keselurahannya sangat mengganggu pada proses belajar dan pembelajaran peserta didik di usia seperti itu. Keingin tahuan pada usia remaja sangatlah besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang di idolakan oleh mereka.
Oleh karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta didik pada usia remaja akan terarah pada hal-hal yang positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh karena itu diperlukan konsep dan tugas perkembangan peserta didik.

1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diuraikan dalam pembahasan konsep dan tugas perkembangan ini antara lain :
1.    Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan?
2.    Bagaimana konsep tugas perkembangan ?
3.    Apa saja tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja?
4.    Bagaimana cara mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja?


1.3    Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Tujuan dan manfaat pembahasan yang dapat diuraikan dalam konsep dan tugas perkembangan ini antara lain :
1.    Untuk mengetahui pengertian tugas perkembangan
2.    Untuk memahami tentang konsep tugas perkembangan
3.    Untuk mengetahui tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja
4.    Untuk mengetahui cara mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja

1.4    Metode Pembahasan

Dalam menyusun laporan ini kami, menggunakan  studi kepustakaan diantaranya sumber buku dengan judul “Perkembangan Peserta Didik” yang disusun oleh Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi serta mencari sumber-sumber atau artikel terkait yang didapat dari internet.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Konsep Tugas Perkembangan
Perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian itu terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan dan aspirasi individu untuk berkembang. Ketiganya mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas yang dihadapi individu dalam perkembangannya. Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orangtua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas selanjutnya. Jadi penyelesaian tugas – tugas perkembangan dalam suatu periode atau tahap tertentu akan mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas pada tahap berikutnya.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai - nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada tahap perkembangan yaitu ada empat tahap besar perkembangan individu yaitu masa bayi dan kanak – kanak, masa anak, masa remaja, yang terbagi lagi atas dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).


B.    Sumber Tugas Perkembangan
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
v    Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki ; (b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.
v    Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belaar membaca, (b) belajar menulis (c) belajar berhitung, (d) belajar berorganisasi.
v    Tuntutan dari dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan (b) memilih teman hidup.
v    Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b) berbuat pada sesama manusia.

Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang.
1.    Teori dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap tingkah laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
2.    Teori dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-pengalaman baru.
3.    Kartono berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya : a) Segenap kualitas hereditas; b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
4.    Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi.Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan.Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima nak, serta norma-norma sosial budaya yang ada. Perkembangan fisik pada siswa usia sekolah menengah ditandai dengan adanya perubahan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain hal itu, perkembangan fisik pada usia ini ditandai pula dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon testoterone dan estrogen juga turut mempengaruhi perkembangan fisik. Perkembangan intelektual siswa SLTP ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional. Selain itu, kemampuan mengingat dan memproses informasi cukup kuat berkembang pada usia ini Perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya egosentrisme. Siswa SLTP dan SMU juga telah mempunyai pemikiran politik dan keyakinan yang lebih rasional. Terdapat berbagai mazhab atau aliran dalam pendidikan yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Di antaranya adalah aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi. Papalia dan Olds (1992:7-8) menyebutkan faktor internal dan eksternal yang telah memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak.Urie Bronfenbrenner menyatakan ada 4 tingkatan pengaruh lingkungan seperti, sistem mikro, meso dan exo yang membentuk pribadi anak.Sedangkan pandangan konvensional menyatakan bahwa ada  3 faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan siswa SLTP dan SMU, yaitu pembawaan, lingkungan dan waktu. Inventori Tugas Perkembangan manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan.Perkembangan tersebut berlangsung dalam beberapa tahap yang saling berkaitan.Gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan. Untuk mengidentifikasi masalah perkembangan, diperlukan pengukuran kuantitatif tentang tingkat-perkembangan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan peserta didik adalah ITP (Inventori Tugas Perkembangan) yang dikembangkan oleh Sunaryo, dkk.Dengan alat ITP, Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dapat memahami tingkat perkembangan individu maupun kelompok, mengidentifikasi masalah yang menghambat perkembangan dan membantu peserta didik yang bermasalah dalam menyelesaikan tugas perkembangannya.


C.    Pengertian Peserta Didik Usia Remaja
Penggunaan istilah peserta didik usia remaja, untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah pahaman istilah peserta didik usia remaja maka dalam makalah ini akan dijelaskan istilah peserta didik remaja. Istilah asing yang sering digunakan dalam istilah peserta didik usia antara lain :
1.    Puberteit yang dimaksud adalah usai kedewasaan atau masa pertumbuhan rambut di daerah tulang
2.    Adolestensia maksudnya adalah masa muda usia antara 12 – 22 Tahun. Pubertas dan adolestensia akhir-akhir ini diartikan sama Karena sulitnya membedakan proses psikis pada pubertas dan awal proses psikis pada adolestensia.
3.    Youth Remaja sangat sulit diartikan secara mutlah, dibawah ini pengertian remaja menurut berbagai pandangan :
a)    Remaja menurut Hukum Dalam undang-undang perkawinan no. 1/1974 pasal 7 menjelaskan usia minimal untuk suatu perkawinan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun bagi pria, walaupun undang-undang tidak menyebutkan anak yang berusia di atas yang disebutkan tadi bukan anak-anak lagi dan juga tidak bisa dianggap sebagai orang dewasa penuh karena dalam usia tersebut mereka masih dianjurkan meminta izin dulu pada orangtua mereka.
b)    Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik Dalam ilmu kedokteran istilah remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita (mulai umur 9 tahun) atau anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur/kira-kira usia 15 tahun) yang pertama, masa ini disebut masa pubertas.
c)    Batasan remaja Menurut Who, Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana: individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan seksual. Diantaranya:
·    individu mengalami perkembangan psikologi dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
·    terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (muangman, yang dikutip oleh sarlito, 1991:9)
4.    Remaja ditinjau dari faktor sosial psikologis Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah: “ perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi “entropi” yaitu keadaan di mana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi, ke kondisi “negen-tropi” yaitu keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap.(sarlito, 1991:11)
5.    Definisi remaja menurut masyarakat Indonesia Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a)    usia 11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (criteria fisik)
b)    kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap usia11 tahun sudah akil balik, baik menurut adat atau agama (criteria sosial)
c)    pada usia 11 tahun mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity: Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif (piaget) maupun moral (Khohlberg).
d)    usia 24 adalah batas maksimal, member peluang bagi mereka yang masih menggantungkan pada orang lain (secara tradisi), golongan ini masih banyak terdapat di Negara Indonesia.
e)    status pernikahan, seorang yang telah menikah di usia berapapun di anggap dan diperlakukan sebagai seorang dewasa penuh, baik secara hukum, maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan keluarga.

D.    Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan yang harus dikuasai peserta didik pada masa remaja diantaranya yaitu :
1.    Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.    Mencapai kematangan berperilaku etis
3.    Mencapai kematangan emosi
4.    Mencapai kematangan intelektual
5.    Mencapai kesadaran tanggung jawab social
6.    Mencapai kematangan perkembangan pribadi
7.    Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
8.    Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
9.    Mencapai kematangan dalam pemilihan karier
10.    Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir)

E.    Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
1.    Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang di-selenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
2.    Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah:
a.    Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
b.    Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan ber-orientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungan.
c.    Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengem¬bangkan kurikulum muatan lokal.
3.    Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk me¬ngembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
1)    Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
2)    Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.

F. Upaya Memfasilitasi Tugas-tugas Perkembangan
Setiap individu dituntut untuk dapat menuntas setiap tugas-tugas perkembangan dalam tahapan-tahapan yang telah ditentukan, namun tpenuntasan tersebut tidak selamanya berjalan mulus, karena sering terjadinya hambatan-hambatan baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terkait dengan kondisi individu itu sendiri sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari lingkungan, seperti faktor keluarga.
Jika dilihat dari tugas perkembangan bagi setiap periode/usia perkembangan, sebenarnya penuntasan perkembangan anak dan remaja dipengaruhi juga oleh pencapaian tugas orang dewasa. Jika mereka telah berhasil menuntaskan tugas-tugas perkembangan tersebut, berarti secara tidak langsung telah memfasilitasi anak dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangannya.
Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan anak dan remaja atau peserta didik adalah sekolah. Beberapa upaya yang seyoginya diperhatikan pihak sekolah adalah:
a)    Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik
b)    Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan social dan kematangan emosi peserta didik.
c)    Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
d)    Mengoptimalkan program bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik.



BAB III
ANALISIS


I.    ANALISIS TEORITIS

Pengertian Tugas Perkembangan Remaja
Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan
perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk menepati kemampuan
bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas
perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah
berusaha agar:

1.    Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa, diiringi perkembangan sikap dan citra diri.
Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya
keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan impian.

2.    Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing.
Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau
wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.

3.    Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu kewajaran. Dalam hal ini, seorang remaja
haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis
atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.

4.    Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari
ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam
masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan
bergantung semacam itu.


5.    Mencapai kemandirian ekonomi.

Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup sebagai orang dewasa kelak.

6.    Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan
keragaman pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan
kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir
atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau
sistem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat
memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk
memecahkan suatu persoalan atau masalah.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewas
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.
9.    Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja
bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian
lainnya menerimanya dengan sikap positif.

10.Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan dengan
perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan
pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat
memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan
kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.

II. ANALISIS PRAKTIS
Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas
perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai
individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga
kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut
beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2.2.1 Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk
dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam
kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan
diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan
fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta
perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi;i fisik amat penting dalam
perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan
lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang
menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial
psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah kehidupan
keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
a)    Status sosial ekonomi,
b)    Filsafat hidup keluarga,
c)    Pola hidup keluarga.
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan
lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan
konvergensi.
a.    Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individu
ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan
b.    Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.
c.    Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan
penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2.2.2 Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat
tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang
ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan
seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar
sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayatI sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun
nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan
pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja
sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman
seseorang dalam dunia kerja. setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan
pemudi memasuki dunia kerja di seluruh dunia. Peristiwa seseorang
rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalaman dalam
kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan remaja dalam
pen­didikan merupakan awal kehidupan kariemya.
Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan
faktor penting dan merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan
dan kariernya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan
dan karier adalah:
·    Faktor sosial-ekonomi, kondisi sosial yang menggambarkan status
orang tua dan kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya
·    Faktor lingkungan, terdiri atas 3 hal:
a)    Lingkungan kehidupan masyarakat, hal ini akan membentuk sikap anak
dalam menentukan pola kehidupan dan mempengaruhi pola pikirnya tentang pendidikan dan kariernya
b)    Lingkungan kehidupan sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan karier remaja
c)    Lingkungan teman sebaya, pergaulan teman sebaya akan berpengaruh
secara langsung terhadap kehidupan pendidikan masing masing remaja
·    Faktor pandangan hidup, merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan.
2.2.3 Kehidupan Keluarga

Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan merekauntuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada
pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis
pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap
melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut
berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada
lawan jenis. dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga
perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan
dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka
untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup,
perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik
lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk
perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau ber­kencan, seorang
gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif.
Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk
menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami
sedikit kesulitan.
Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan
jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah
tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan
tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami
“jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan
tahun.


BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


4.1    KESIMPULAN
Tugas-tugas perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan pribadi
sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan
keluarga merupakan langkah awal seorang remaja dalam melaksanakan
kehidupan bermasyarakat agar diterima sebagai individu yang mandiri
dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi masyarakat yang sangat
kompleks.

4.2    REKOMENDASI
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali
dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di
Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang
menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula
sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak
hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai
mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan
sesuatu yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui
masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan
sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu
bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu
keputusan.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet :

Rifai, Ahmad .2009. KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN. [Online].
    Tersedia : http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_5.htm (1 Maret 2011)
Shavie .2009. Tugas – tugas Perkembangan. [Online]. Tersedia :
http://shavie140188.blogspot.com/2009/06/tugas-tugas-perkembangan.html (1 Maret 2011)
Yusuf, LN. 2010. Tugas – tugas Perkembangan. [Online]. Tersedia :
    http://file.upi.edu/Direktori/A%20%20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR%20SEKOLAH/194412051967101%20%20KOKO%20DARKUSNO%20A/TUGAS-TUGAS%20PERKEMBANGAN.pdf (1 Maret 2011)

Sumber Buku:

Ali, Muhammad. Psikologi Perkembangan. Aksara
Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga,
Suryabrata, Sumadi. 1991.Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangann Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers
Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar