Minggu, 05 Agustus 2012

030 Fibonacci

Rasio fibonacci banyak digunakan para trader untuk memperkirakan pergerakan harga. Ada dua rasio fibonacci yang banyak digunakan dalam forex: fibonacci retracement & fibonacci extension. Tapi dalam training ini kita batasi pada topik yang paling popuper yaitu fibonacci retracement.

Rasio fibonacci pada mulanya diperkenalkan oleh seorang ahli matematika yang berasal dari Italia bernama Leonardo Fibonacci. Dia menemukan sebuah deret angka sederhana yang secara ajaib mampu menjelaskan gerakan-gerakan dan pertumbuhan yang muncul secara acak di alam semesta.

Deret sederhana itu adalah sebagai berikut:

1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,...dst.



Deret angka ini diawali angka 1 lalu diikuti dengan 2 dan kemudian penjumlahan dari kedua angka menghasilkan deretan angka yang berikutnya. 1+2 muncul angka 3, lalu 2+3 muncul angka 5, kemudian 3+5 muncul angka 8 dan seterusnya.

Deret angka ajaib ini kemudian memunculkan rasio ajaib yang didapat dari pembagian sebuah angka deret pada fibonacci dengan angka berikutnya:

13 : 21 = 0.619
21 : 34 = 0.618
34 : 55 = 0.618
55 : 89 = 0.618
89 : 144 = 0.618

Akhirnya ditemukan sebuah angka rasio fibonacci: 0.618

Berikutnya dengan membagi sebuah angka deret fibonacci dengan angka pada dua deret berikutnya didapatkan rasio fibonacci yang lain:

13 : 34 = 0.382
21 : 55 = 0.382
34 : 89 = 0.382

dan seterusnya....

Untuk keperluan forex, inilah rasio fibonacci yang perlu anda ketahui:

Fibonacci Retracement Levels:
0.236, 0.382, 0.500, 0.618, 0.764

Untungnya anda tidak perlu repot menghitung angka-angka ini. Pada hampir setiap chart biasanya sudah ada fasilitas untuk menghitung rasio fibonacci. Anda cukup menetapkan 'swinghigh' dan 'swing-low' yang ada dalam suatu pergerakan mata uang, software akan memberikan perhitungan rasio fibonaccinya.

Trader biasanya menggunakan rasio fibonacci retracement level untuk menetapkan support dan resistance. Para trader menggunakannya untuk menangkap kesempatan 'buy on dip' (beli saat harga turun) pada trend naik atau 'sell on high' (jual saat harga naik) pada trend turun.


Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar